Rabu, 01 Juni 2016

Rembulan

07.43 Posted by Unknown No comments
Malam menjelma menjadi pagi yang cerah . Alarm membuyarkan mimpi ku . Terbangun dari tidur panjangku , suasana dingin mencekam . Tanpa sadar ku rengkul lutut mendekati dagu ku. 
Pagi ini , pagi yang kesekian kali nya bangun ku tanpa sambutan hangat dari orang terkasih ku. Ibuku , sang pelita jiwa.
*nada telphone* nama yang tertera adalah Reindra. 
"Huhh, ya hallo ? Selamat pagi." Sapa ku datar.
"Hai, selamat pagi princess Sherin. Ku fikir kau takkan terbangun sepagi ini." Katanya dari seberang sana.
"Hmm, kau kira aku ini dirimu! Hah! Aku mau mandi dulu. Bye" . Telphone darinya langsung saja aku matikan.
Pagi ini masih menunjukan pukul 04.17 wib. Masih terlalu pagi untuk orang seperti dia menelpon ku. Ntah mengapa ini jarang sekali terjadi , 
*nada pesan* tertera di layar handphone namanya Reindra. 
"Hallo, semoga kau suka dengan kejutan kecil yang ku suguhkan pagi ini. Intip lah ke luar jendela kamar mu princes". 
Segera aku berjalan menuju jendela kamar , seraya membuka tirai kamar yang menylimuti jendela ku. Di luar sana , lelaki bertubuh tinggi itu sedang duduk diatas motor nya dengan setangkai bunga mawar merah yang ia selipkan di daun telinga nya. 
Disalah satu tangannya membawa kotak makan berwarna putih dominasi biru metalik. Dan kini , ia tengah tersenyum menatapku. Aku pun berbalik membalas senyumnya. 
*nada telphone* aku segera menuju handphone ku yang ku letakkan di atas meja belajar. Raindra yang menelpon.
"Heh! Ngapain lagi menelpon ku ?! Hahah kau ini." Kata ku sambil tertawa. 
"Kau dimana? Kok hilang?". Tanya nya dari luar sana .
"Haha iya aku mengambil HP di atas meja. Lagian , kamu kenapa menelphone ku?"
"Kau tidak ingin menerima pemberianku? Kemari dong!".
"Eh kau kira aku boleh keluar sepagi ini? Jangan gila." Aku berjalan menuju jendela untuk melihatnya lagi.
"Princes Sherin !! Kemarilah ulurkan tanganmu. Kotak ini akan ada di tanganmu." 
"Bagaimana bisa?"
"Lakukan saja! Bagus, haha lalu kau buka jendelanya."
"Buat apa?"
"Lakukan saja Sherin !" 
Dengan senyum malu - malu aku membuka jendela , dan mengulurkan tanganku.
"Ternyata kau lebih cantik ketika bangun tidur dari pada setelah mandi." Katanya sambil terkekeh.
"Hei! Gak sopan." 
"Aku pulang ya. Semoga pagi mu menyenangkan." 
Dia berlalu begitu saja, tanpa menoleh lagi kebelakang ntah untuk memastikan apakah aku masih ditempat atau sudah berpindah. Tidak. Dia pergi melaju begitu saja dengan motor nya.
Lalu , kotak putih ini berisikan roti panggang isi coklat dan setangkai bunga mawar berwarna merah. Sejak kapan dia seperti ini? 

-
Berapa hari lagi menjelang Ramadhan. Aku masih saja begini, tak ada gairah semangatku tak seperti dulu. Mungkin, aku tak tahu juga. Belakangan banyak hal yang tak ku sangka menghantui fikiranku. Mulai dari masalalu yang tak seharusnya datang lagi. Ntahkah kabar dari Akademik kampus ku atau hanya angan - angan ku yang ingin bertemu dengan mu.
Bel rumahku  berbunyi tanda ada seseorang di depan rumah. Aku bergegas membukakan pintu , 
"Siapa yang datang sepagi ini?" Suara ku lirih sambil melihat jam yang menempel di dinding ruang tamu. Sambil memegang daun pintu dan ingin menyambut tamu yang datang sepagi ini. Ini adalah hari kerja . 
"Hallo Princes, selamat datang di parodi June. Semoga peran yang kau lakoni menarik ya. Jangan lupa bersyukur atas pesan-pesan Mei yang tlah di tunjukannya. Ini bunga untukmu." Lalaki yang subuh tadi berada di depan jendela kamarnya kini hadir kembali di depan pintu rumahnya. 

-
Kau bagaikan rembulan. 
Dimana sinarnya takkan pernah hilang meski malam kian menghitam.
Kau adalah rembulan ku. Rembulan untuk kehidupan - Reindra , rembulan.


#01 June2016, cerita fiksi edisi Ramadhan