Senin, 08 Juni 2015

Semesta menjawab

07.56 Posted by Unknown 2 comments
Pagi itu hujan turun dengan pesona nya sendiri. Riuh kencang angin menghempaskan seng-seng rumah. Sesekali guntur pun mendengarkan kemegahannya.
Bintang yang sedari tadi telah terjaga, duduk manis di depan pintu kamarnya. Bersiap jika lampu padam ia bergegas lari ke kamar bapak atau abangnya. 
"Aaaaaa!!!! Lampunya matiii !!" Jeritnya lantang sehingga membuat seluruh orang dirumah kewalahan. "Bintang didepan pintu bapak !!! Abang !!! Kasih lah terang lampu pada bintang agak pacak jalan liat bapak." Sambungnya lagi sambil meneteskan air mata. Tak lama abang pun datang dengan sebatang lilin. Pelukkan abang terasa hangat ditubuh Bintang. Pelan-pelan mereka berjalan menuju kamar bapak. Kini mereka bertiga berada satu kamar. 
"Masih jam 2 pagi, ayo lekas tidur lagi." Kata bapak sambil menyelimuti dua orang penyemangat hidupnya.
"Tapi pak, lampu padam Bintang takut nanti bapak kan pergi tinggal Bintang sama abang." Jawab bintang sambil memeluk bapaknya.
"Iya nanti bintang kan cerewet padaku pak." Timbal abangnya yang ikut berpelukkan juga.
-
Jam menunjukan pukul 06.45 waktu indonesia bagian barat. Bintang bergegas mengenakan sepatu dan dasi nya. 
Pagi ini jadwal piket kelas. Bisa-bisa kena denda jika terlambat. Sepeda motor yang digunakan abang sudah tua. Motor Astrea 70
"Bang cepet lah sedikit terlambat lah nanti." Omel Bintang sambil melihat jam ditangan kanan nya.
"Maka nya bawel kalo mau piket mandi nya jangan lama. Udah tau motor abang lelet." Jawab abang nya sambil melirik kaca spion .
Wajah Bintang ditekuk, rona wajahnya tak terlihat menawan. Raut kecemasan tempak jelas dimatanya. Mereka berdua bersekolah ditempat yang sama. Hanya beda 2 tingktan saja. Abang kelas 3 dan Bintang kelas 1. Pun jarak kelas mereka tam begitu jauh.
Tak jarang Bintang selalu bersama ke kantin sekolah bersama abang. Bintang anak yang lumayan manja. Namun cenderung mandiri *. (Mandi sendiri) hhehe .
"Bi, bang iqlal punya pacar ya?" Tanya salah satu temannya saat menuruni anak tangga kelas.
"Gak ada kok kenapa?" Jawab nya heran dan penuh tanya.
"Tapi gosip nya di tempel di mading loh. Liat aja tuh bang iqlal jalan berdua kak rani." 

-
Siang itu keadaan rumah lengah, bapak belum pulang kerja. Dan abang katanya masih ada belajar kelompok. Bintang selalu mengisi waktu kosong dengan menulis atau membaca buku. 
"Apa aku belajar pake hijab saja ya?" Katanya sambil menari di depan cermin menggunakan baju alm ibu nya.
Dres berwarna salem bermotif bunga-bunga dengan hijab warna cream yang di asal padukan oleh Bintang. Sempurna. Matanya berbinar, besar dan bibirnya merah bak mawar yang sedang merekah. 
Rumah masih kosong, abang dan bapak belum pulang. 
-
"Assalamualaikum." Suara perempuan terdengar dari luar. Bergegas ia berjalan menuju ruang tamu. 
"Waalaikumsalam. Anda siapa?" Jawabnya dilanjutkan pertanyaan nya. Bintang memperhatikan dari atas hingga bawah perempuan yang ada didepannya. Tak lama bapaknya menyusul di belakang perempuan itu,lantas tersenyum kearah Bintang. Hatinya tak karuan bertanya-tanya akan tentang perempuan yang ada dihadapannya. Ayah mempersilahkan masuk dan ia pun segera mengambilkan minum kemudian berlalu menuju kamarnya. 
Fikirannya tak tenang. Apa ini suatu rencana dari Allah untuk mengujinya ntahlah. Sekiranya alam juga punya cerita. 
"Aku takkan diam jika perempuan itu adalah kekasih bapak." Suaranya parau sesaat menelpon abangnya. 


Bersambung.
#nulisrandom#belajarnulis

2 komentar: