Kamis, 17 September 2015

Selamat Ulang Tahun , Kamu.

21.32 Posted by Unknown No comments
Ku kira takkan bangun tepat waktu. Ternyata . Alhamdulilah semua sempurna. Aku terbangun dan mencari handphoneku. Seketika mataku berbinar. Segar. Semacam ku bangga pasti pesan ku yang pertama. Tidak. Itu tidak mungkin dia rasakan. Apalagi seorangan aku ini ? 
"Hallo. Assalamualaikum, happy brithday bang. Barakaallah fii umrik." Pesanku terkirim padanya. Aku tinggalkan handphone di atas meja dalam keadaan ter-charger. 
Aku tidur kembali sesambilnya mengharapkan balasan dari nya. Besok pagi. Atau mungkin tak dibalas. Ntahlah. 
-
Mati aku kesiangan. Jam 05.38 Wib aku terbangun dalam keadaan bahagia. Aku tersenyum sambil merapikan tempat tidurku. Berharap Bbmku di balas dengan yang kuharapkan. 
Yes ! Dibalas, kalian pasti tahu bagaimana senangnya hatiku? Kalian yang pernah jatuh cinta. Jelas saja bbm ku di balas berlanjut sampe aku di kampus.
Waktu berjalan begitu cepat. Aku bersiap menuju kampus. Rapi. Jelas saja karna pagi ini semangatku membara lagi. Semangat yang dulu hilang, layu bahkan mati. Pagi ini semua seperti disulap. Terimakasih untuk kamu.
"Isun, yang lain mana?" Tanyaku 
"Udah di musholah mbak. Senang sekali?" Kata Isun sambil tersenyum. Sontak aku langsung memeluk nya. Menggambarkan kebahagianku. Semoga tidak sekejap saja. Aku terus semringah. Sampai ke musholah. 
"Mbak ajeng! Sini." Salah satu perempuan meneriaki ku. Aku langsung mencari sumber suara.
"Haii, eh hari ini Dia ulang tahun." Kataku saat duduk didepan Ulia.
"Terus? Udah diucapin?" Tanya nya lagi. 
"Udah. Dan di balas. Ah tapi bukan mbak yang dia inginkan pertama kali. Mungkin ada yang lebih nyata datang padanya."
Yasinan dimulai. Semua sibuk dengan buku Yassin nya masing-masing. Ada yang diam saja. Ikut mengaji bahkan ada yang bercerita. Begitulah mereka semua.
-
Pelajaran dimulai. Kalian harus tau berapa kali dalam seminggu bu Lailan ini masuk ke kelasku. Sungguh mengantuk. Dan hari ini pembagian nilai Quis hari selasa kemarin. Nilaiku? Memuaskan. Itulah kadar kepintaranku. Aku bangga karna itu menguji kualitasku. Dibawah 60 memang. Tapi alhamdulilah. 
Masih dalam keadaan bahagia. Puas rasanya dengan nilai yang segini. Pelajaran terus berjalan dengan lancar. Sesekali aku menguap karna kantuk yang tak ketulungan.
"Bu slide nya boleh di print gak? Buat di pelajari terus minggu depan di diskusikan." Kataku sambil mengacungkan tangan.
"Ajeng, di print juga gak dibaca. Buktinya itu nilainya." Jawab bu Lailan sambil terkekeh. Sontak saja sekelas tertawa melihat ekspresi wajahku. Dengan santai aku menjawab.
"Yah kan kata ibu jawabnya dengan kata kita sendiri."
"Iya, tidak masalah kalo seperti itu. Nanti ibu bagikan"
"Janji bu, minggu depan nilainya naik." Kataku lantang sambil tersenyum. 
Beberapa hari lalu memang ada Quis yang diberikan oleh beliau dan saat itu aku duduk di belakang. Gimana mau nilai tinggi duduk aja gak konsen. Sekali lagi aku jelaskan. Aku bangga dan bahagia.
-
Pelajaran selesai. Kelas lengah, sepi satu persatu dari teman kelasku pada pulang. Aku berjalan keluar kelas dengan ransel hitam yang sering aku kenakan. Menyusuri koridor kampus yang di penuhi kabut asap. Masih saja terjadi dan ini semakin parah. Menyengat sekali bau dari asap ini. 
*tingtong* tanda bbm masuk.
"Makasih ya dek ({})" Kuterima balasan bbm dari arief. Kalian tahulah ya bagaumana rasanya. Ah andai kau tahu din. Hah!! Kesebut namanya. Ada yang dengar tidak ya?! Dan kalian akhirnya tahu kan siapa kamu nya aku itu? Ya dia teman lama ku yang sampai saat ini masih aku tunggu dan aku yakin akan hal itu. 
Aku berjalan menuju kantin. Dibelakangku ada Anggun yang juga mau ke kantin.
"Mbak! Tunggu!" Tangannya melambai padaku. Aku yang masih berdiri diujung jalan menunggu kedatangannya. Kami berjalan ke kantin dan memesan makanan. Tak lama kemudian, yang lain menyusul.
"Kita nanti cuma bertiga belaskan?" Tanya Ana kepada yang lain. Aku yang berada didepan nya langsung spontan menjawab.
"Iyalah kan kita Anniversary." 
"Jam berapa kalo gitu?" 
"Jam berapa yang lain?"
"Jam3."
"Jam4." Oke fix jam empat sore di DineNChat. 
Aku berencana pulang. Tapi sesampainya di dalam kelas. Teman-teman yang lain memegang kertas yang tempo hari di kumpulkan dengan dosen Mata Kuliah Metlid. Bu Anna. 
"Mel yang punya ku mana ya?" Tanyaku kepada melisa.
"Dikelas mungkin jeng. Coba liat." Sambil tegak dan menunjuk ke dalam kelas. Setangah berlari aku melihat meja dosen. Tidak ada. Kertasku tidak ada disana. Dan ternyata kertasku di dalam laci. Dua dari judulku diteruskan. Alhamdulillah ya Allah. Satu langkah menuju kesuksesan. Ibu dan bapak serta zaddin harus tau. Aku langsung memberi tahu kepada zaddin. Meskipun baginya tak penting. Tapi haruslah kau tahu. Kau itu penting bagiku. 
Aku pulang dengan rasa yang begitu bahagia. Kali ini aku mengantarkan Ana pulang. Rumah nya di daerah thehok. Tidak jauh dari kampus. 
"Makasih mbak Ajeng." Katanya sambil memegang bahuku.
"Sama-sama jalan duluan ya dek." Jawabku dan begitu saja berlalu.
Jalanan semakin berkabut, baunya pun tak sedap. Mataku nyaris perih dan merah serta berair. 
-
"Assalamualaikum." Salamku sambil membuka pintu rumah. Ku lihat siang ini bapak gagah sekali dengan baju koko warna marun dan sarung senada. Menjawab salam ku dengan cinta.
"Waalaikumsalam."
Aku masuk kerumah dan segera memberi tahu ibu bahwa judulku di setujui. Ibu senang, nampak dari raut wajahnya. Kali ini aku tidak ingin membuatnya kecewa lagi. Harus membuatnya bangga. 
Aku dipersilahkan istirahat, terbaring di depan Tv. 
"Eh jeng beli lah dulu nasi bungkus buat bapak." Kata ibu sambil mengambil dompet dalam tasnya.
"Baiklah bu, berapa banyak?" Tanyaku 
"Buat bapak saja. Sama belilah ayam buat Sintia." Sintia adik perempuanku.
Aku pergi dengan menggunakan motor. Melaji dengan kecepatan sedang. 
"Kamu harus tahu, aku disini menunggumu. Bukan hanya kepastianmu. Dan ya aku tahu jawabannya apa." Aku berdialog sendiri. 
-
Bapak dan ibu makan, aku tidak. Masih kenyang. Selepas makan bapak tertidur. Mungkin pengaruh obat. Karna bapak masih harus terus minum obat.
Aku pun tertidur. Tak sadar kalau ada telpon dan bbm dari teman-temanku. Aku terbangun dari tidur siangku pukul. 14.55 Wib, duduk dan langsung minum air mineral yang berada di atas meja Tv.
"Ibu mana pak?" Tanyaku 
"Tidak tahu kemana," 
"Ke bawah kah? Mmm nanti mbak mau pergi beli buku." 
"Iya hati-hati jangan lama."
Aku bangkit dari duduk ku, dan berjalan menuju dapur. Ku dapati, handphone ku penuh dengan pemberitahuan . Salah satunya dari kak Yani. Salah satu relawan SIJ. Pada tahu kan SIJ itu apa? Sahabat Ilmi Jambi. Kebetulan sekarang aku dipercaya untuk jadi CO divisi pendampingan. Kak Yani mau nelpon, tapi aku harus beres-beres rumah dan pergi. Mungkin nanti bisa.
"Maaf kak Yani, ajeng lagi diluar. Gimana kalp nanti kak?" Kataku
"Iya nanti kalo udah bisa di telpon kabarin ya Jeng." Jawabnya.
"Iya kak."
Jalanan sepi, mungkin karna kabut asap yang kian hari kian menebal. Menyebabkan kebanyakan orang enggan buat keluar rumah. Gramedia toko buku pun sepi dari anak-anak sekolah ataupun mahasiswa. 
Berjalan sendirian menaiki anak tangga. Melihat satu demi satu buku yang tertata rapi di atas rak nya. 
Aku mencari buku yang berhubungan dengan perkuliahanku, dapat. Satu ya tentang metodologi penelitian. Baiklah satu lepas bebanku. Mungkin buku ini sangat membantuku. 
Bukan cuma kamu yang ulang tahun hari ini dan bahagia Din, tapi aku dan sahabatku hari ini akan merayakan Anniversary yang kedua tahun. 
Ya Lemon . Nama kelompok sahabatku. Bukan sekedar sahabat, melainkan sudah menjadi keluarga kedua. 
Akhirnya semua berkumpul. Berfoto, tertawa bahkan juga menangis bersama. Sudah rutinitasnya. Kami semua selalu bagitu.
Jambi sedang rawan-rawannya padam listrik. Jadi aku pulang jalanan pada mati lampu. 
Aku pulang mendahului yang lain. Karna ibu sudah menelpon dan ku fikir bakal jadi berangkan ke Sarolangun. Ternyata salah. Tidak jadi. 
-
"Jeng kakak bisa nelpon sekarang?" Pesan dari kak Yani.
"Bisa kak." Kataku, tak lama handphone ku berdering. Telpon masuk dari kak yani.
"Hallo Assalamualaikum?" Katanya diseberang sana.
"Waalaikumsalam kak. Apa kabar kak?" 
"Baik, Ajeng apa kabar?"
"Baik juga, gimana kak? Ada cerita apa kak?"
"Iya kaka, mau diskusi tentang Sij nih."
"Hayok kak jadi ini proker ajeng."
Aku menjelaskan secara detail.
"Iya bagus, insyaAllah minggu kita ketemu ya Jeng."
"Iya kak kalo gitu makasih ya kak"
Percakapan kami kurang lebih dua jam setengah. Membahas tentang organisasi sampai tentang sastra. 
Aku bahagia, masih bahagia . Tapi saat ini nafasku sesak. 
23.29 Wib. Masih dengan pena yang ku selipkan di kupingku, dan buku-buku yang berantakan di atas kasur. Nafasku sesak sekali rasanya.
Aku belum juga bersahabat bersama kantukku. Tapi aku sudah berteman lama dengan Rindu. 
Malam ini jam 18.59 Wib aku bbm Zaddin dan tidak dibalas. Ku rasa sudah pas. Tapi tetap aku akan setia.
Selamat malam untuk mu, dan aku akan coba untuk menjemput lelap.

Merpati #2
Benar saja, kau bukan menantikan ku.
Kau tahu?
Aku menantikanmu. Walau hanya dalam mimpi. Ini semua untukmu. Terimakasih sudah menawarkan cinta yang ku kira palsu. 
Bukan, bukan. Ini nyata tapi tak bisa bersatu.
Hmm..
Tapi bukankah, setiap pasangan memiliki pasangan masing-masing?
Merpati pun juga memiliki nya.
Dan dia setia.
Kau tak percaya akan hal itu?
Bohong.
Aku tahu, kau itu tahu. Cuma kau tak mau tahu.
Akan ku biarkan. 
Aku datang dengan segala keadaan. Dan aku siap pergi dengan segala keikhlasan.
Bukan kah cinta itu anugrah. Aku tak menyalahkan sesiapapun. 
Mungkin esok kau kan lebih bahagia. Pastinya denganku. Ntah di dunia atau di akhirat kelak.
Janji-Nya selalu nyata. Dan aku percaya kita akan jumpa. Dengan perasaan yang tak lagi sama.


#Jambi,18 september2015

0 komentar:

Posting Komentar